MasjidSyiah di Afghanistan Diserang, 100 Orang Tewas dan Terluka October 9, 2021 October 9, 2021 lensa44 0 Comments Afghanistan, amerika serikat, bom, Bom bunuh diri, Bunuh diri, lensa44, PBB, Reuters. Sebuah ledakan besar kembali terjadi di sebuah masjid yang ada di Kota Tunduz, utara negara tersebut, Jumat (8/10).
MEDAN terkenal sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia. Ibu kota Provinsi Sumatera Utara ini juga memiliki beragam destinasi wisata yang luar biasa, salah satunya Danau Toba yang menjadi danau terluas di Asia Tenggara. Selain itu beberapa masjid bersejarah juga bisa Anda kunjungi di Medan. Nah, bagi Anda traveler Muslim yang ingin berkunjung ke Medan tak perlu bingung mencari tempat menginap yang sesuai dengan syariat. Berikut beberapa hotel syariah yang bisa Anda jadikan tempat bermalam yang nyaman. BACA JUGA Mau Menginap di Hotel Syariah? Ketahui 5 Hal Ini Terlebih Dahulu 1Hotel Grand Darussalam Hotel Grand Darussalam Syariah adalah sebuah hotel bintang 3 yang berada di Jl. Darrussalam Sei Sikambing D, Medan Petisah, Kota Medan, Sumatera Utara. Fasilitas yang tersedia di hotel ini juga lengkap seperti parkir yang luas, resepsionis 24 jam, lift, wifi hingga restoran. Dari hotel ini Anda akan mendapatkan akses ke tempat menarik terdekat seperti Durian Ucok 0,69 km dan Kuil Shri Mariamman 0,98 km. Selain itu, jika Anda ingin refreshing atau shopping, Anda bisa singgah ke Medan Mall atau ke Plaza Medan Fair yang tidak jauh dari lokasi Hotel Grand Darussalam ini. Harga yang ditawarkan sangat terjangkau,mulai dari Rp 150 – 500 ribuan Anda bisa menginap di hotel ini. 2Hotel Madani Hotel Madani adalah sebuah hotel bintang 4 yang berada di Jalan Sisingamangaraja/ Amaliun No. 1, Medan Kota, Sumatera Utara. Lokasi hotel ini sangat strategis karena berdekatan dengan Masjid Al Ma’shun yang menjadi Masjid Raya kota Medan. Selain itu, hotel ini juga hanya berjarak sekitar 0,44 km dari Istana Maimun yang menjadi ikon sekaligus kebanggaan kota Medan. Jika Anda ingin berbelanja atau sekadar mencari hiburan, Anda bisa berjalan kaki sebentar ke Pusat Perbelanjaan Yuki Simpang Raya yang tepat bersebelahan dengan Hotel Madani ini. Di sepanjang Jalan Sisingamangaraja ini juga banyak tersedia berbagai toko oleh-oleh khas kota Medan seperti Bolu Meranti dan beberapa kue kekinian ala artis seperti Medan Napoleon atau Kia Cake. Fasilitas yang tersedia di hotel ini juga lengkap seperti parkir yang luas, resepsionis 24 jam, lift, wifi hingga restoran. Anda bisa menikmati beragam fasilitas di hotel ini dengan harga 3Grand Jamee Hotel Grand Jamee Hotel adalah sebuah hotel bintang 3 yang berada di Jalan Ring Road Gagak Hitam No. 92, Medan Sunggal, Sumatera Utara. Fasilitas yang tersedia di hotel ini juga lengkap seperti parkir yang luas, resepsionis 24 jam, lift, wifi hingga restoran. BACA JUGA Rekomendasi 4 Hotel Syariah di Cirebon Lokasi hotel ini juga sangat strategis karena berdekatan dengan beberapa pusat perbelanjaan seperti Manhattan Times Square 0,46 km, Ring Road Citywalk 1,24 km dan Plaza Millenium Medan 2,34 km. Selain itu, Anda juga bisa berkunjung ke Taman Buaya Asam Kumbang untuk berekreasi bersama keluarga yang hanya berjarak sekitar 2,41km dari Hotel Grand Jamee ini. Harga untuk menginap di Grand Jamee mulai dari Rp200 ribuan. 4Hotel Islami Aceh House Hotel Syariah Aceh House adalah sebuah hotel bintang 2 yang berada di Jalan Gajah Mada No. 58 Medan Petisah, Sumatera Utara. Fasilitas yang tersedia di hotel ini juga lengkap seperti parkir yang luas, resepsionis 24 jam, lift, wifi hingga restoran. Jika ingin menikmati durian yang menjadi ikon buah kota Medan, Anda bisa singgah ke Durian Ucok yang hanya berjarak sekitar 0,46 km saja. Durian Ucok ini memang sangat terkenal di kota Medan dan bahkan telah menjadi ikon tempat makan durian di kota untuk bisa menginap di hotel ini mulai dari Rp170 ribuan 5Hotel Syariah Al Jayri Hotel Syariah Al Jayri ini berada di Jalan K. H. Wahid Hasyim No. 102, Medan Petisah, Sumatera Utara. Fasilitas yang tersedia di hotel ini hampir sama dengan kebanyakan hotel syariah lainnya seperti parkir yang luas, wifi dan restoran. Selain itu, lokasi hotel ini juga berdekatan dengan pusat perbelanjaan seperti Medan Mall km dan Plaza Medan Fair 0,92 km. Untuk membeli oleh-oleh khas Medan Anda tidak perlu bingung, karena di hotel ini Anda bisa belanja oleh-oleh Bika Ambon Zulaikha yang terkenal sebagai oleh-oleh khas kota Medan yang berjarak hanya sekitar 0,97 km atau singgah ke Durian Ucok jika ingin membawa oleh-oleh buah durian khas kota Medan. Harga untuk menginap di hotel ini mulai dari Rp400 ribuan. [] SUMBER DELISERDANGMAIL
Sebuahmasjid Syiah di Kota Kandahar Afganistan hancur dibom, Jumat (16/10/2021). Sedikitnya 47 orang dilaporkan tewas dan 70 lainnya terluka. Sabtu, 16 Oktober 2021 14:11
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID HXH6jpZpz-l271ToACgis6qavH5TjJnbx0du5vgkrEsyHn0RoxXRiw==
PadaSabtu (16/10) lalu, masyarakat berkumpul untuk untuk menguburkan para korban di sebuah kuburan massal di kota Kandahar. Kepala Polisi Kandahar mengatakan pihaknya akan mengerahkan pasukan untuk melindungi masjid-masjid Syiah yang selama ini dijaga oleh pasukan sukarelawan setempat dengan izin khusus untuk membawa senjata.
Located in the heart of City of Toronto and is easily accessible by public transit. Madinah Masjid is one of the oldest and largest Masajids which caters to the culturally diverse Muslim population of Toronto. The Masjid holds five time daily prayers, Friday & Eid Prayers, Islamic school and many more Islamic programs and activities.
Harakatunacom. Ghazni-Teror bom terjadi di sebuah masjid di Ghazni, Afghanistan Tengah. Setidaknya dua orang tewas dan 20 lainnya luka-luka dalam
Masjid ini didominasi warna-warna lembut seperti biru muda, krem, kuning, dan hitam pada bagian kubah Foto Helinsa Rasputri/kumparanTak cuma sebagai tempat beribadah bagi umat Islam, kini masjid dikenal juga sebagai tempat wisata religi yang patut untuk disambangi ketika melancong. Biasanya, adat dan budaya yang berkembang di suatu daerah akan memberikan sentuhan tertentu bagi bangunan ikoniknya, termasuk masjid. Medan misalnya, kehadiran masjid di kota ini bukanlah barang baru. Sejak masuk dan berkembangnya Islam ke Sumatera melalui Aceh, satu per satu masjid mulai berdiri. Ada yang bertahan hingga kini dan berusia ratusan tahun lamanya, ada pula yang dijadikan sebagai ikon wisata. Dihimpun dari berbagai sumber, berikut kumparan rangkum empat masjid tua dan ikonik yang paling bersejarah di Kota Medan. 1. Masjid Raya Al-MashunMasjid Al Mashun dikenal pula sebagai Masjid Raya Medan Foto Helinsa Rasputri/kumparanMasjid ini didirikan pada 1906 oleh Sultan Deli IX atau yang dikenal pula sebagai Sultan Ma'moen Al Rasyid Perkasa Alam Syah. Masjid Raya Al Mashun selesai dibangun pada 1909, kemudian diresmikan pada 15 September Masjid Raya Al Mashun menggabungkan gaya Turki, Arab, Eropa, dan India. Masjid itu didesain oleh JA Tingdeman, seorang arsitek asal Belanda yang dipanggil secara langsung oleh sultan. Menariknya, masjid ini dibangun dengan biaya dari kantong pribadi sang sultan. Penggunaan warna biru dan kuning yang digunakan pada bangunan masjid menjadi salah satu ciri budaya Melayu yang disematkan dalam Masjid Raya Al Mashun. 2. Masjid Al OsmaniTempat wudhu di Masjid Raya Al Osmani. Foto Ade Nurhaliza/kumparanMasjid Raya Al-Osmani berdiri pada tahun 1854. Masjid ini dibangun oleh sultan ke-7 Kesultanan Deli, yakni Sultan Osman Perkasa Alam. Mulanya masjid tersebut berbahan kayu dengan ukuran 16x16 meter berbentuk rumah panggung. Namun, kini setelah kurang lebih tujuh kali renovasi, Masjid Raya Al-Osmani memiliki luas hingga 2 hektare. Kapasitasnya mencapai orang, dengan rincian 500 orang pada bagian depan dan 500 orang di bagian belakang. Meski sudah berusia lebih dari 100 tahun, Masjid Raya Al-Osmani baru dinobatkan sebagai salah satu cagar budaya Kota Medan pada tahun 2016. Menariknya, sebelum pandemi, masjid ini selalu menyajikan bubur pedas sebagai panganan berbuka setiap hari Kamis saat puasa. 3. Masjid Lama Gang Bengkok Mesjid Tua Gang Bengkok Foto Ade Nurhaliza/kumparanSelain Masjid Raya Al-Osmani, Masjid Lama Gang Bengkok yang berlokasi di kawasan Kesawan juga punya warna kuning yang cerah dan berani. Masjid ini awalnya hanyalah sebuah surau atau langgar dengan bangunan sederhana. Lalu pada Masehi, surau tersebut dibangun menjadi sebuah masjid oleh seorang dermawan berkebangsaan China, Tjong A Fie. Setelah dibangun oleh Tjong A Fie, masjid tersebut diserahkan ke Sultan IX Deli, Makmun Al Rasyid Alamsyah masjid itu merupakan kombinasi dari beberapa kebudayaan, seperti China, Melayu, dan Persia. Atapnya dibuat menyerupai kelenteng. Lalu ada pula simbol lebah khas Melayu, serta simbol lingkaran awalan tanpa akhir khas Persia yang bisa kamu temukan di dekat plafon bagian dalam masjid. 4. Masjid Datuk Badiuzzaman SurbaktiDidirikan pada 1885, Masjid Datuk Badiuzzaman Surbakti kini sudah berusia sekitar 135 tahun. Sekilas, bangunannya tak nampak seperti masjid, tapi apabila kamu lihat lebih dekat, bangunan ini menggunakan warna kuning dan hijau yang khas adat Melayu. Atapnya sendiri berbentuk limas, bukan kubah seperti yang biasa kamu temukan di masjid-masjid lainnya. Masjid ini menggunakan nama salah seorang pahlawan yang memimpin perlawanan terhadap Belanda, Datuk Badiuzzaman Surbakti, anak dari Raja Sunggal selain dijadikan sebagai tempat ibadah, masjid ini juga digunakan sebagai tempat musyawarah ketika menyusun rencana perang. Nah, yang unik lagi dari masjid tersebut adalah kabarnya pembangunannya dibuat menggunakan semen dan putih telur, sehingga merekat kuat dan tak mudah rusak. Wah, unik, menyambangi keempat masjid ini saat wisata religi ke Medan usai pandemi? Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.
Analisaacehcom, Medan | Ustadz Abdul Somad (UAS) dijadwalkan akan mengisi tausyiah Tabligh Akbar di Masjid Agung Sumut Jalan Pangeran Diponegoro Medan, Sumatera Utara, Selasa (20/8/2019) Ba'da Shalat Zuhur. Ketua Panitia Penyelenggara Tabligh Akbar Masjid Agung Medan H Ramli Tarigan SH MH didampingi Sekretaris Panitia Drs H Abdullah Matondang dan fungsionaris lainnya diantaranya Edi Mulyono
Masjid Raya Medan c Arief Kurniawan Medan adalah kota terbesar yang ada di Pulau Sumatera dan Indonesia. Dalam hal demografis, Medan merupakan kota yang sangat identik dengan suku batak, sebenarnya kota ini dihuni oleh beberapa orang dengan beragam latar belakang yang berbeda. Ada orang batak, melayu, jawa, minang, tionghoa, dan masih banyak lagi yang lainnya. Begitu pula dengan agama, Medan memiliki tingkat pluralisme yang tinggi. Maka tidak heran jika Teman Traveler berkunjung ke ibu kota provinsi Sumatera Utara ini. Terdapat berbagai macam situs wisata bersejarah yang berlatar belakang budaya dan keagamaan. Salah satu yang paling ramai dikunjungi adalah Masjid Raya Al Mashun. Masjid yang biasa disebut Masjid Raya Medan ini adalah salah satu bangunan tertua dan termegah yang ada di Medan yang sudah dikenal sebagai landmark utama kota ini. 1. Sejarah Masjid Raya Al Mashun Plakat Masjid Raya Medan c Arief Kurniawan Masjid Raya Medan memiliki keterikatan kuat dengan kebudayaan suku melayu dan umat muslim. Merupakan salah satu bukti kejayaan Kesultanan Deli, masjid bersejarah ini dibangun dan dibuka pertama kali pada awal abad ke-20 tepatnya dibangun tahun 1906 dan selesai pada tahun 1909. Awal pendiriannya, situs ini menyatu dengan kompleks istana dari Kesultanan Deli. Sejak masa itu, Masjid Raya Al Mashun menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perkembangan Islam di Kota Medan dan Sumatera Utara. Masjid ini merupakan peninggalan Sultan Ma’moen Al Rasyid, situs ini memiliki nilai sejarah yang tinggi serta terjaga. Hingga saat ini masih aktif digunakan untuk kegiatan peribadahan umat Muslim. 2. Arsitektur Masjid Salah Satu Sudut Masjid c Arief Kurniawan Masjid yang telah berusia lebih dari 1 abad ini memiliki luas bangunan mencapai meter persegi, serta dibangun di atas lahan dengan luas meter persegi. Arsitektur awalnya merupakan karya seorang arsitek Beland, Van Erp. Namun karena satu dan lain hal, Van Erp tidak dapat melanjut pekerjaannya di Medan sehingga dilanjutkan oleh arsitek asal Belanda lainnya yaitu JA Tingdeman. Gaya arsitektur Masjid Raya Al Mashun adalah perpaduan yang serasi dari gaya bangunan khas Timur Tengah, India dan juga Spanyol. Masjid ini berbentuk segi delapan dan memiliki sayap di bagian selatan, timur, utara dan barat-nya. Bahan Baku Bangunan yang digunakan di Masjid ini pun di-impor langsung dari berbagai negara di Eropa. Misalnya marmer pada bagian lantai yang didatangkan langsung dari Italia, dan juga lampu gantung yang berasal dari Prancis. 3. Daya Tarik Wisata Pelataran Masjid Raya Medan c Arief Kurniawan Berada di pusat kota, Masjid Raya Al Mashun ini terletak berdekatan dengan landmark Kota Medan lainnya yaitu Istana Maimun. Masjid kebanggaan masyarakat ini menjadi sangat ikonik, tentu karena kemegahan, keunikan, dan kelebihan yang dimilikinya. Kompleks yang cukup luas ini akan membuat Teman Traveler penasaran untuk menelusuri setiap sudut yang memiliki nilai sejarah tinggi. Walaupun merupakan objek wisata dan sekaligus tempat beribadah umat Muslim, Masjid Raya Al Mashun terbuka kepada wisatawan non muslim. Setiap bulan suciRamadhan, pengurus masjid selalu menyediakan makan untuk berbuka puasa atau ta’jil yang dibuka untuk masyarakat umum. 4. Lokasi Masjid Raya Medan Jalanan Sekitar Masjid Raya Medan c Arief KurniawanJika Teman Traveler berkunjung ke Medan, masjid ini bisa menjadi salah satu tempat yang bisa dikunjungi. Banyak pilihan transportasi yang bisa dipilih untuk menuju masjid megah ini seperti kendaraan umum angkot dan becak motor atau bisa juga menggunakan jasa taksi dan angkutan online. Lokasi tepatnya berada di Jalan Sisingamangaraja, Kec. Medan Kota, Kota Medan, Sumatera Utara. Advertisement Tags masjid masjidrayamedan Medan
Minggu 10 Oktober 2021 - 18:48 WIB. Oleh : Reuters. Tim TvOne. Share : Kunduz, Afghanistan - Aksi bunuh diri yang terjadi di sebuah masjid di Kunduz utara Afghanistan telah meninggalkan duka yang mendalam bagi komunitas minoritas Syiah. Saat ini warga dan anggota keluarga telah menggali kuburan massal untuk memakamkan para korban.
Daftar Isi Masjid Bersejarah di Medan 1. Masjid Raya Medan 2. Masjid Lama Gang Bangkok 3. Masjid Al-Osmani 4. Masjid Ghaudiyah Medan 5. Masjid Jamik 6. Masjid Baiduzzaman Medan - Masjid bersejarah di Medan pastinya memiliki segudang cerita. Selain segudang cerita, masjid bersejarah di Medan tak kalah megah, indah, dan cocok yang bersejarah itu tentunya memiliki ciri khas tersendiri. Hal tersebut membuat detikers pastinya semakin tertarik untuk mengunjungi masjid-masjid bersejarah di Medan. Berwisata sekaligus juga beribadah apa sajakah masjid bersejarah di Medan? Berikut detikSumut hadirkan daftarnya! Masjid Bersejarah di Medan1. Masjid Raya MedanTerletak di Jalan Sisingamangaraja, Masjid Raya Medan merupakan salah satu masjid bersejarah di Medan. Masjid Raya Medan diketahui dibangun pada 1906 dan selesai pada laman resmi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Utara, Masjid Raya Medan memiliki gaya arsitektur dari gabungan Timur Tengah, India, dan Spanyol. Bentuk Masjid Raya Medan juga dibangun dengan segi delapan dan memiliki sayap di bagian selatan, timur, barat, dan Raya Medan juga dikenal sebagai saksi kehebatan suku Melayu dan Kesultanan Raya Al Mashun Medan Foto Masjid Raya Al Mashun Medan Arfah-detikcom2. Masjid Lama Gang BangkokMasjid Lama Gang Bangkok dibangun pada tahun 1874. Terletak di Jalan Mesjid, Kelurahan Kesawan, Kecamatan Medan Barat, Kota dan ornamen yang ada dalam Masjid Lama Gang Bangkok menjadi bukti Kota Medan sejak ratusan tahun silam sudah merupakan kota multi etnis. Sebab atapnya tidak berbentuk terlihat seperti kubah, melainkan lebih mirip seperti khas China yang seperti kelentengMasjid Lama Gang Bengkok Foto Masjid Lama Gang Bengkok Istimewa3. Masjid Al-OsmaniDibangun tahun 1854. Masjid Al-Osmani tercatat dibangun oleh Raja Deli ketujuh yakni Sultan Osman Perkasa Alam. Pada awal pembangunannya, masjid ini dibangun dengan kayu. Sejak Sultan Mahmud Perkasa Alam yakni anak dari Sultan Osman Perkasa Alam menjadi raja, pembangunan masjid ditetapkan yang tertarik melihat kemegahan masjid ini bisa mengunjunginya di Jalan Kol Yos Sudarso, Km. 19, 5, Labuhan, Pekan Labuhan, Kec. Medan Labuhan, Kota Medan. Selain shalat nantinya, detikers juga bisa melihat lima makam raja deli yang dikuburkan yakni Tuanku Panglima Pasutan Raja Deli IV, Tuanku Panglima Gandar Wahid Raja Deli V, Sultan Amaluddin Perkasa Alam Raja Deli VI, Sultan Osman Perkasa Alam, dan Sultan Mahmud Perkasa Al Osmani Foto Masjid Al Osmani Istimewa4. Masjid Ghaudiyah MedanBerada di Jalan KH. Zainul Arifin, Petisah Tengah, Kota Medan. Melansir jurnal Masjid Ghaudiyah dan Pendidikan Islam Internalisasi Nilai-Nilai Islam bagi Etnis India Muslim di Kota Medan bahwa didirikan oleh Yayasan India Ghaudiyah berdiri pada tahun 1908. Pembangunan awal masjid adalah dari swasembada dan swakelola yang dikutip dari infak, sedekah masyarakat dan etnis India Muslim. Menariknya, terdapat bukti sejarah yang masih terlihat sampai saat ini adalah komplek pemakaman etnis India Muslim yang berada di belakang Masjid JamikDibangun pada tahun 1887. Masjid Jamik memiliki letak yang tak jauh dari Masjid Ghaudiyah Medan yakni di Jalan Taruma Simpang Jalan Kejaksaan Medan. Pembangunan masjid ini juga tidak terlepas dari Yayasan India ini berdiri di atas tanah yang diwakafkan oleh Sultan Deli. Masjid Jamik memiliki luas tanah sekitar Masjid BaiduzzamanTerletak di Jalan Asam Kumbang Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, masjid ini ditetapkan sebagai salah satu masjid tertua yang ada di kota Medan. Masjid Baiduzzaman didirikan sejak tahun yang menjadi saksi sejarah Masjid Baiduzzaman adalah Raja Sunggal bernama Datuk Badiuzzaman Surbakti. Menariknya detikers, masjid ini menggunakan putih telur sebagai pengganti semen. Sebab, pembangunan masjid ini sempat ditentang oleh Kolonial Belanda sehingga material semen sengaja tidak diizinkan untuk membangun masjid 6 masjid bersejarah di Medan. Detikers nantinya bisa mendatangi masjid-masjid tersebut saat bulan Ramadan tiba. Simak Video "Masjid Tua Jerrae yang Dipercaya Dibangun dari Pohon Cabai" [GambasVideo 20detik] nkm/nkm
. 203 156 426 152 495 285 185 177
masjid syiah di medan