Adahobi Kriteria penilaian lomba puisi - Dalam menyelanggarakan lomba baik itu membaca puisi ataupun menciptakan sebuah puisi berbagai tema islami maupun yang lain memang ada beberapa aspek yang diniai. Aspek tersebut berkaitan dengan ekspresi, penghayatan dan juga intonasi dari masing-masing peserta yang mengikuti kegiatan lomba. 1. Membaca puisi sebagai Apresiasi Puisi Secara makna leksikal, apresiasi appreciation mengacu pada pengertian pemahaman dan pengenalan yang tepat, pertimbangan, penilaian, dan pernyataan yang memberikan penilaian Hornby dalam Sayuti, 19852002. Sementara itu, Effendi 1973 18 menyatakan bahwa apresiasi sastra adalah menggauli cipta sastra dengan sungguh-sungguh sehingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan perasaan yang baik terhadap cipta sastra. Pada dasarnya, kegiatan membaca puisi merupakan upaya apresiasi puisi. Secara tidak langsung, bahwa dalam membaca puisi, pembaca akan berusaha mengenali, memahami, menggairahi, memberi pengertian, memberi penghargaan, membuat berpikir kritis, dan memiliki kepekaan rasa. Semua aspek dalam karya sastra dipahami, dihargai bagaimana persajakannya, irama, citra, diksi, gaya bahasa, dan apa saja yang dikemukakan oleh media. Pembaca akan berusaha untuk menerjemahkan bait perbait untuk merangkai makna dari makna puisi yang hendak disampaikan pengarang. Pembaca memberi apresiasi, tafsiran, interpretasi terhadap teks yang dibacanya Setelah diperoleh pemahaman yang dipandang cukup, pembaca dapat membaca puisi. Karena kata “membacakan” mengandung makna benefaktif, yaitu melakukan sesuatu pekerjaan untuk orang lain, maka penyampaian bentuk yang mencerminkan isi harus dilakukan dengan total agar apresiasi pembaca terhadap makna dalam puisi dapat tersampaikan dengan baik kepada pendengar. Makna yang telah didapatkan dari hasil apresiasi diungkapkan kembali melalui kegiatan membaca puisi. Dapat pula dikatakan sebagai suatu kegiatan transformasi dari apresiasi pembaca dengan karakter pembacaannya, termasuk ekspresi terhadap penonton. 2. Faktor-faktor Penting dalam Membaca puisi Setiap bentuk dan gaya baca puisi selalu menuntut adanya ekspresi wajah, gerakan kepala, gerakan tangan, dan gerakan badan. Keempat ekspresi dan gerakan tersebut harus memperhatikan 1 jenis acara pertunjukkan, pembuka acara resmi, performance-art, dll, 2 pencarian jenis puisi yang cocok dengan tema perenungan, perjuangan, pemberontakan, perdamaian, ketuhanan, percintaan, kasih sayang, dendam, keadilan, kemanusiaan, dll, 3 pemahaman puisi yang utuh, 4 pemilihan bentuk dan gaya baca puisi, 5 tempat acara indoor atau outdoor, 6 audien, 7 kualitas komunikasi, 8 totalitas performansi penghayatan, ekspresi, 9 kualitas vokal, 10 kesesuaian gerak, dan 11 jika menggunakan bentuk dan gaya teaterikal, harus memperhatikan a pemilihan kostum yang tepat, b penggunaan properti yang efektif dan efisien, c setting yang sesuai dan mendukung tema puisi, d musik yang sebagai musik pengiring puisi atau sebagai musikalisasi puisi 3. Bentuk dan Gaya dalam Membaca puisi Suwignyo 2005 mengemukakan bahwa bentuk dan gaya baca puisi dapat dibedakan mejadi tiga, yaitu 1 bentuk dan gaya baca puisi secara poetry reading, 2 bentuk dan gaya baca puisi secara deklamatoris, dan 3 bentuk dan gaya baca puisi secara teaterikal. Bentuk dan Gaya Baca Puisi secara Poetry Reading Ciri khas dari bentuk dan gaya baca puisi ini adalah diperkenankannya pembaca membawa teks puisi. Adapaun posisi dalam bentuk dan gaya baca puisi ini dapat dilakukan dengan 1 berdiri, 2 duduk, dan 3 berdiri, duduk, dan bergerak. Jika pembaca memilih bentuk dan gaya baca dengan posisi berdiri, maka pesan puisi disampaikan melalui gerakan badan, kepala, wajah, dan tangan. Intonasi baca seperti keras lemah, cepat lambat, tinggi rendah dilakukan dengan cara sederhana. Bentuk dan gaya baca puisi ini relatif mudah dilakukan. Jika pembaca memilih bentuk dan gaya baca dengan posisi duduk, maka pesan puisi disampaikan melalui 1 gerakan-gerakan kepala mengenadah, menunduk menoleh, 2 gerakan raut wajah mengerutkan dahi, mengangkat alis, 3 gerakan mata membelakak, meredup, memejam, 4 gerakan bibir tersenyum, mengatup, melongo, dan 5 gerakan tangan, bahu, dan badan, dilakukan seperlunya. Sedangkan intonasi baca dilakukan dengan cara 1 membaca dengan keras kata-kata tertentu, 2 membaca dengan lambat katakata tertentu, dan 3 membaca dengan nada tinggi kata-kata tertentu. Jika pembaca memilih bentuk dan gaya baca puisi duduk, berdiri, dan bergerak, maka yang harus dilakukan pada posisi duduk adalah 1 memilih sikap duduk dengan santai, 2 arah dan pandangan mata dilakukan secara bervariasi, dan 3 melakukan gerakan tangan dilakuakan dengan seperlunya. Sedang yang dilakukan pada saat berdiri adalah 1 mengambil sikap santai, 2 gerakan tangan, gerakan bahu, dan posisi berdiri dilakukan dengan bebas, dan 3 ekspresi wajah kerutan dahi, gerakan mata, senyuman dilakukan dengan wajar. Yang dilakukan pada saat bergerak adalah 1 melakukan dengan tenang dan terkendali, dan 2 menghindari gerakan-gerakan yang berlebihan. Intonasi baca dilakukan dengan cara 1 membaca dengan keras kata-kata tertentu, 2 membaca dengan lambat katakata tertentu, dan 3 membaca dengan nada tinggi kata-kata tertentu. Bentuk dan Gaya Baca Puisi secara Deklamatoris Jika deklamator memilih bentuk dan gaya dengan posisi duduk, berdiri, dan bergerak, maka yang dilakukan pada posisi duduk adalah 1 memilih posisi duduk dengan santai, kaki agak ditekuk, posisi mriing dan badan agak membungkuk, Dan 2 arah dan pandangan mata dilakukan bervariasi menatap dan menunduk. Sedang yang dilakukan pada posisi berdiri 1 mengambil sikap tegak dengan wajah menengadah, tangan menunjuk, dan 2 wajah berseri-seri dan bibir tersenyum. Yang dilakukan pada saat bergerak 1 melakukan dengan tenang dan bertenaga, dan 2 kaki dilangkahkan dengan pelan dan tidak tergesa-gesa. Intonasi dilakukan dengan cara 1 membaca dengan keras kata-kata tertentu, 2 membaca dengan lambat kata-kata tertentu, dan 3 membaca dengan nada tinggi kata-kata tertentu. Bentuk dan Gaya Baca Puisi secara Teaterikal Ciri khas bentuk dan gaya baca puisi teaterikal bertumpu pada totalitas ekspresi, pemakaian unsur pendukung, misal kostum, properti, setting, musik, dll., meskipun masih terikat oleh teks puisi/tidak. Bentuk dan gaya baca puisi secara teaterikal lebih rumit daripada poetry reading maupun deklamatoris. Puisi yang sederhana apabila dibawakan dengan ekspresi akan sangat memesona. Ekspresi jiwa puisi ditampakkan pada perubahan tatapan mata dan sosot mata. Gerakan kepala, bahu, tangan, kaki, dan badan harus dimaksimalkan. Potensi teks puisi dan potensi diri pembaca puisi harus disinergikan. Pembaca dapat menggunakan efek-efek bunyi seperti dengung, gumam, dan sengau diekspresikan dengan total. Lakuan-lakukan pembaca seperti menunduk, mengangkat tangan, membungkuk, berjongkok, dan berdiri bebas diekspresikan sesuai dengan motivasi dalam puisi. Aktualisasi jiwa puisi harus menyatu dengan aktualisasi diri pembaca. Inilah bentuk dari gaya baca puisi yang paling menantang untuk dilakukan. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penerapan media lirik lagu terhadap keterampilan menulis puisi anak siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 08 Kecamatan Badau. (3) berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus effect size maka diperoleh ES = 0,86 . loading...Srikandi Ganjar Jatim menggelar pementasan puisi, drama, dan musikalisasi puisi di Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Rabu 7/6/2023. Foto/Dok. SINDOnews MALANG - Relawan Srikandi Ganjar terus merangkul para milenial untuk mengembangkan kreativitas di bidang kesenian. Mereka pun melakukan berbagai kegiatan di beberapa wilayah di ini, Srikandi Ganjar Jatim menggelar pementasan puisi, drama, dan musikalisasi puisi di Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Rabu 7/6/2023. “Untuk menyukseskan pergelaran tersebut, kami menggandeng Teater Tutur Doa, salah satu komunitas kesenian di Kota Malang,” kata pengurus Srikandi Ganjar Jatim Adinda mengatakan peserta yang hadir dan tampil sangat antusias. Puluhan pemuda dan pemudi dari berbagai kalangan di Kota Malang ikut meramaikan acara ini."Alhamdulillah antusiasme peserta yang cukup baik. Kami ingin para milenial dapat meningkatkan softskill generasi milenial terutama di bidang kesenian," ujar perempuan berusia 21 tahun Ganjar mendorong perempuan milenial terus mengikuti perkembangan zaman dengan terus mengembangkan potensi mereka melalui seni. "Karena berkembangnya zaman, kita harus dapat mengembangkan minat dan bakat perempuan dalam berkesenian," mengatakan kegiatan ini juga menjadi wadah dan ruang bagi generasi muda perempuan untuk terus berkreasi dan mengekspresikan diri. Selain itu, mereka juga mementaskan drama yang membahas tentang sosok capres Ganjar sekaligus menyosialisasikan Ganjar kepada para peserta. Adinda berharap Ganjar Pranowo dapat menyentuh seluruh lapisan masyarakat, termasuk komunitas seni. "Pak Ganjar adalah sosok yang berwibawa, humble, dan bisa menaungi seluruh lapisan masyarakat, terutama para perempuan milenial," Nanda, peserta pementasan musikalisasi puisi menyambut positif pergelaran kesenian ini. mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi STIE Malangkucecwara ini mengatakan, kegiatan ini makin meningkatkan potensinya dalam kesenian."Kegiatan hari ini seru, bisa bertemu teman baru. Ini tempat buat kami untuk menyalurkan minat, bakat, dan potensi kami di bidang seni," berusia 19 tahun itu berharap pementasan drama dan musikalisasi puisi tersebut dapat digelar di beberapa daerah. Erwina menilai sosok Ganjar kerap turun langsung ke masyarakat dan menjawab keresahan masyarakat. Dia juga berharap Ganjar Pranowo dapat menjadi presiden 2024-2029. "Pak Ganjar baik, humble kepada masyarakat, dan suka blusukan. Semoga bisa jadi the next president Indonesia," ungkapnya. poe Padadasarnya, kegiatan membaca puisi merupakan upaya apresiasi puisi. Secara tidak langsung, bahwa dalam membaca puisi, pembaca akan berusaha mengenali, memahami, menggairahi, memberi pengertian, memberi penghargaan, membuat berpikir kritis, dan memiliki kepekaan rasa. Puisi adalah suatu bentuk karya sastra yang digubah dengan tulus oleh penulisnya. Oleh karena itu, agar pendengar dapat memahami atau setidaknya menikmati puisi yang disampaikan, seorang pembaca puisi mesti mengerti cara membaca puisi yang baik dan benar. Apa Itu Puisi? Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang memiliki banyak penikmat. Puisi berisi perasaan penyair yang menggugah emosi pembaca melalui rangkaian kata-kata indah yang mengandung irama, mantra, rima, dan penyusunan larik dan bait. Mengutip buku "Bahasa Indonesiaku Bahasa Negeriku" oleh Atep Tatang dkk, sesuai dengan sifat dan hakikat puisi yaitu sebagai ekspresi tidak langsung, kegunaan puisi juga tidak langsung yaitu bersifat spiritual bagi kehidupan batin dan kejiwaan manusia. Melalui kehidupan batin dan kejiwaan ini, puisi akan memengaruhi aktivitas kehidupan manusia. Unsur-unsur dalam puisi meliputi unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik dalam puisi yaitu diksi, imaji, majas, bunyi, rima, ritme, dan tema. Sedangkan unsur ekstrinsik puisi yaitu aspek historis, aspek psikologis, aspek filsafat, aspek religius. Cara Membaca Puisi Kegiatan membaca puisi poetry reading mulai populer sejak hadirnya kembali WS. Rendra dari kelananya di Amerika Serikat. Agar dapat membaca puisi dengan baik, perlu memperhatikan hal-hal berikut, yang dikutip dari buku “Bahasa Indonesia untuk SMA/MA” oleh Setyartiningsih. 1. Interpretasi Sebelum membacakan puisi di muka umum, penting untuk memahami dan menangkap terlebih dahulu simbol-simbol atau makna lambang yang dipergunakan oleh penyair. Jika seseorang salah dalam menafsirkan makna atau simbol tersebut, isi puisi pun dapat disalahartikan. 2. Teknik Vokal Untuk pengucapan yang komunikatif diperlukan penguasaan intonasi, diksi, jeda, enjabemen, dan lafal yang tepat. Dengan begitu, pendengar dapat menikmati dan terhanyut dalam pembacaan puisi. 3. Penampilan Dalam hal ini pembaca puisi dituntut untuk dapat memahami pentas dan publik di mana puisi tersebut dibawakan. Seorang pembaca puisi juga boleh menunjukan sikap dan penampilan yang meyakinkan. Berani menatap penonton dan mengatur ekspresi yang tidak berlebihan. Di samping itu, pembaca puisi mesti memerhatikan irama dan mimik, yang merupakan indikasi apakah seseorang sudah benar-benar dapat menjiwai atau meresapkan isi puisi itu. Dalam pembacaan puisi, harmonisasi antara mimik dengan isi puisi merupakan puncak keberhasilan suatu puisi dibawakan. Ingatlah bahwa tidak semua puisi dapat dibaca dilisankan tanpa menempatkan tanda tafsir pengucapannya terlebih dahulu. Adakalanya dalam puisi terdapat deretan baris atau bait yang satu dengan yang lain mempunyai jalinan pengucapan dan ada pula yang secara tertulis terpisah sehingga memerlukan jeda. Penempatan jeda yang tidak tepat berpotensi mengaburkan makna puisi. Seorang penyair mempunyai beberapa kiat supaya puisinya dapat dicerna atau dinikmati pembaca dan pendengar. Penyair kerap menampilkan gambar angan atau citraan dalam puisinya. Lewat citraan ini, penikmat sajak memeroleh gambaran yang jelas, suasana khusus atau gambaran yang menghidupkan alam pikiran dan perasaan penyairnya. Cara Memahami Puisi Sebagai suatu totalitas yang dibentuk oleh unsur interinsik tertentu, puisi dapat dibagi dalam beberapa lapis. Di samping memahami lapis bentuk/struktur, untuk dapat mencerna isi puisi, perlu untuk memahami lapis makna puisi serta unsur ekstrinsik yang turut mendukung; seperti biografi pengarang, latar sosial, budaya, politik saat puisi dibuat, dan masih banyak lagi. Berdasarkan isinya, puisi lirik memiliki jenis sebagai berikut Epigram Puisi yang berisi ajaran hidup, baik tentang agama, sopan santun, sosial dan sebagainya. Satire Puisi yang memuat kritik, sindiran, atau melukiskan kepincangan sosial. Ode Puisi yang mengandung pujian atau sanjungan kepada seseorang. Balada Balada adalah kisah atau cerita yang digubah ke dalam bentuk puisi. Elegi Puisi ini berisi ratapan atau sesuatu yang mengandung kesedihan. Roman Berisi luapan cinta kasih. Himne Puisi yang berisi pujian kepada Tuhan. Adapun yang termasuk lapis makna dalam puisi, yaitu Tema/sense adalah gagasan pokok yang diciptakan atau dilukiskan oleh penyair lewat puisi gubahannya. Perasaan/feeling adalah sikap penyair terhadap tema yang dikemukakan dalam puisinya. Nada dan suasana/tone adalah sikap penyair terhadap pembaca atau penikmat puisi. Amanat adalah pesan yang hendak disampaikan oleh penyair. Contoh Puisi Berikut contoh puisi yang dapat dijadikan bahan praktik untuk membaca maupun memahami makna sebuah puisi. Dibawa Gelombang Oleh Sanusi Pane Alun membawa bidukku perlahan Dalam kesunyian malam waktu Tidak berpawang tidak berkawan Entah ke mana aku tak tahu Jauh di atas bintang kemilau Seperti sudah berabad-abad Dengan damai mereka meninjau Kehidupan bumi yang kecil amat Aku bernyanyi dengan suara Seperti bisikan angin di daun Suaraku hilang dalam udara Dalam laut yang beralun-alun Aku membawa bidukku perlahan Dalam kesunyian malam waktu Tidak berpawang tidak berkawan Entah ke mana aku tak tahu *** Sahabatku Oleh Soekri St Papa, Sebelum pesta berlangsung Izinkan aku menengok ke belakang Di sana sahabatku yang miskin Hidup dengan berjualan koran Papa, Dia teman kelasku Juga lulus dalam ujian Nilainya yang tinggi Sangat kusayangkan Kini Aku minta kesediaan papa Menyerahkan biaya pestaku Untuk meringankan ongkos masuk Sahabatku di SMA ***
MembacaPuisi merupakan kegiatan membaca indah. untuk itu, membaca harus memperhatikan empat hal, yaitu lafal, tekanan, intonasi dan jedah. hal tersebut di maksudkan agar isi puisinya dapat terekspresikan dengan jelas. dengan demikian, pendengar bisa memahami maksud penyairnya dengan baik.
Puisi pada dasarnya merupakan salah satu jenis karya sastra yang cukup populer untuk berbagai kalangan. Tak jarang juga, beberapa orang membacakan puisi untuk situasi tertentu, seperti pentas, hiburan, bahkan bisa juga digunakan untuk mengungkapkan perasaan kepada seseorang. Namun, membaca puisi tidak semudah yang dibayangkan. Ada beberapa teknik yang perlu dipahami dan dikuasai agar seseorang mampu membacakan puisi sesuai keinginannya. Puisi diketahui merupakan jenis karya sastra yang memiliki irama, rima, penyusunan larik dan bait. Alhasil, teknik membaca puisi menjadi penting untuk memunculkan berbagai unsur tersebut menjadi sesuatu yang indah. berbagai unsur penting dari puisi untuk mampu menyampaikan sebagai unsur yang penting. Unsur-unsur tersebut membentuk suatu keindahan yang menjadi daya tariknya. Terlebih lagi jika dibacakan dengan tepat. Selain mampu menyajikan sebuah keindahan, ketika Kamu belajar mengenai teknik membaca puisi, secara tidak sadar Kamu juga bisa mendapatkan berbagai manfaat, misalnya seperti, pemahaman tentang nilai-nilai kehidupan yang tersembunyi dalam puisi. Dengan membaca puisi, Kamu juga bisa memahami perasaan yang ingin disampaikan oleh penulis puisi atau biasa disebut penyair. Nah, dalam artikel ini akan disejaikan berbagai informasi tentang teknik membaca puisi, mulai dari interpretasi atau penafsiran, teknik vokal, hingga performance atau penampulan. Berikut ini adalah penjelasan dari tiga teknik membaca puisi tersebut. Yuk, simak selengkapnya. A. Mengenal PuisiB. Teknik Membaca Puisi1. Interpretasi2. Teknik Vokala. Intonasib. Jedac. Artikulasid. Pernafasan3. Performance atau PenampilanC. Contoh PuisiRekomendasi Buku & Atikel Terkait Teknik Membaca PuisiBuku TerkaitMateri Terkait Fisika A. Mengenal Puisi Sebelum kita membahas teknik membaca puisi, ada baiknya kita mengenal kembali tentang pengertian dari puisi. Membicarakan puisi, tentukan tidak lengkap kalau tidak membahas tentang beberapa penyair legendaris Indonesia, Sapardi Djoko Damono, Chairil Anwar hingga Rendra. Ketiga tokoh tersebut telah mengabdikan hidupnya untuk menciptakan banyak puisi yang luar biasa. Nah, untuk memulai proses belajar teknik membaca puisi, kita dapat memulai dengan memahami puisi singkat tentang cinta karya Sapardi Djoko Damono berikut ini, Aku Ingin Karya Sapardi Djoko Damono Aku ingin mencintaimu dengan sederhana dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada Aku ingin mencintaimu dengan sederhana Setelah Kamu membaca puisi tersebut, Kamu pasti dapat memahami perasaan yang ingin disampaikan oleh penyair. Hal itu adalah daya tarik dari puisi. Puisi biasa digunakan untuk mengungkapkan perasaan seseorang dengan media penggunaan kata-kata yang indah dan penuh makna. Pradopo mengungkapkan bahwa puisi pada dasarnya merupakan sebuah karya tulis yang disusun secara berirama untuk mengekspresikan pemikiran seseorang. Yang mana salah satu tujuannya adalah untuk bisa merangsang perasaan sekaligus imajinasi dari panca indera pembacanya. Oleh karena itu, tak heran apabila Kamu bisa ikut memahami perasaan yang diungkapkan oleh penyair. Apabila Kamu telah terbiasa memahami puisi, Kamu juga bisa membangkitkan imajinasi berdasarkan kata-kata dari karya tulis tersebut. Setelah penyair berhasil menciptakan sebuah puisi, biasanya karya sastra tersebut akan dideklamasikan atau dibacakan oleh seorang pembaca puisi. Seorang pembaca puisi biasa disebut dengan deklamator. Hal ini dilakukan agar puisi dapat tersampaikan secara luas kepada banyak orang. Seorang deklamator biasanya membacakan puisi dengan suara yang lantang dengan penuh penghayatan. Setelah mengetahui tentang puisi dan tujuan dari membaca puisi, pada bagian ini kita akan langsung membahas tentang apa saja teknik membaca puisi itu. Pengetahuan tentang teknik membaca puisi menjadi penting karena dapat menyampaikan makna sekaligus perasaan yang ada di dalam puisi secara lebih optimal. Tanpa teknik yang benar, membaca puisi tidak ada bedanya dengan pembaca puisi secara naratif, sehingga tidak mampu menggugah perasaan dan imajinasi dari pendengar. Nah, berikut ini adalah teknik membaca puisi yang telah berhasil rangkum. Menurut Utami, S., Sugiarti, Sutoro, & Sosa, A. 2008, ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan ketika hendak mempelajari teknik membaca puisi, yaitu interpretasi atau penafsiran, teknik vokal dan penampilan. Yuk, kita bahas satu persatu! 1. Interpretasi Teknik membaca puisi yang pertama adalah interpretasi. Interpretasi sendiri merupakan salah satu kemampuan penting yang berkaitan dengan pemahaman terhadap puisi itu sendiri. Interpretasi dapat dipahami sebagai kemampuan seseorang dalam melakukan penafsiran atau penguasaan terkait arti kata, simbol, atau lambang yang dimasukkan dalam sebuah puisi oleh seorang penyair.. Salah satu kunci keberhasilan seorang deklamator dalam membacakan puisi adalah dengan memiliki kemampuan interpretasi yang tepat. Kemampuan interpretasi yang tidak tepat bisa membuat seseorang salah dalam memahami arti atau pesan yang ada di dalam sebuah puisi. Selain itu, interpretasi yang tidak akan sangat mempengaruhi teknik membaca yang lain dari segi vokal maupun penampilan. Jadi, interpretasi merupakan teknik membaca puisi pertama yang harus dikuasai oleh seorang pembaca puisi. Nah, berikut ini akan disajikan salah satu contoh puisi supaya Kamu dapat lebih melatih kemampuan interpretasi. Pada saat Kamu membaca suatu puisi, ada banyak sekali kata asing yang digunakan oleh penyair. Oleh karena itu, salah satu hal yang perlu dikuasai dalam teknik interpretasi adalah penguasan banyak kosa kata. Miaslnya dalam penggunaan kata “sedan” dari salah satu penggalan puisi yang berjudul Ibuku Dahulu ciptaan Amir Hamzah. Matanya terus mengawas daku walaupun bibirnya tiada bergerak mukanya masam menahan sedan hatinya pedih karena lakuku Tentu arti kata “sedan” dalam puisi berjudul Ibuku Dahulu itu bukan jenis mobil sedan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, “sedan” dapat diartikan sebagai isak atau suara tangis yang tertahan-tahan. Pemahaman arti yang benar dapat membuat seorang pembaca puisi menjadi lebih tepat dalam melakukan interpretasi. Dengan pengetahuan yang Kamu miliki tentang sosok ibu yang sedih hingga menahan tangis akibat perilaku anaknya dalam puisi itu, tentu saja akan semakin mempengaruhi bagaimana Kamu dalam menyampaikan pada saat membacakannya, mulai dari ekspresi, gerakan tubuh, hingga intonasi.. Tidak hanya mengetahui dan memahami arti dari setiap kata yang ada dalam sebuah puisi, Kamu juga harus mampu melakukan interpretasi atau penafsiran puisi secara menyeluruh. Barangkali ini akan cukup menyulitkan apabila Kamu menemui banyak puisi dengan gaya bahasa dan penulisan yang asing. Namun, di era teknologi seperti sekarang, referensi soal puisi pun banyak di internet. Nah, Kamu bisa memaksimalkan internet untuk memahami puisi yang hendak dibaca. Seorang penyair, penulis sekaligus profesor di Wayne State University dan University of Houston yang bernama Edward Hirsch pernah mengatakan bahwa salah satu hal yang perlu dilakukan oleh seorang pembaca puisi adalah dengan mencoba untuk membaca puisi secara pelan dan berulang. Menurutnya, puisi bisa lebih dipahami dengan membaca beberapa kali kata demi kata hingga seorang pembaca berhasil mendapatkan pemahaman lebih tentang puisi yang dibacanya. Nah, setelah Kamu mulai terbiasa untuk menafsirkan atau memahami makna dari puisi secara tepat, Kamu dapat melanjutkan untuk mempelajari teknik membaca puisi yang lain, yakni teknik vokal. 2. Teknik Vokal Teknik membaca puisi yang kedua adalah teknik vokal. Teknik merupakan salah satu teknik yang berhubungan mengenai kemampuan untuk membuat suara menjadi lebih jelas dan lebih sesuai dengan puisi yang dibaca. Nah, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam teknik vokal agar seseorang bisa menghasilkan suara yang jelas dan baik. Tidak hanya itu, teknik vokal memiliki fungsi supaya pembaca puisi dapat menyampaikan berbagai makna atau penafsiran terhadap puisi kepada para pendengar. a. Intonasi Hal pertama yang perlu diperhatikan dalam teknik vokal yaitu intonasi. Menurut Foy Ario, intonasi adalah kemampuan untuk mengatur keras atau lembut pengucapan suatu kata sehingga bisa menyajikan puisi secara tepat. Untuk memiliki kemampuan mengatur suara dengan baik, Kamu bisa menentukan kata yang dianggap penting sehingga dapat diberi penekanan ketika mengucapkannya. Penekanan kata-kata dalam puisi menjadi hal yang penting untuk dilakukan, hal ini biasa disebut dengan tekanan dinamik. Tidak hanya melakukan tekanan dinamik, dalam menyajikan intonasi yang baik juga ada teknik tempo. Teknik tempo sendiri digunakan untuk menentukan tingkat kecepatan atau kelambatan dalam mengucapkan suatu kata dalam membaca puisi. b. Jeda Hal kedua yang perlu diperhatikan dalam teknik vokal adalah jeda. Sebagai karya sastra yang disusun dalam bentuk baris atau larik, salah satu kesalahan yang sering dilakukan oleh seseorang dalam membaca puisi adalah memberikan jeda ketika berada dalam pergantian barisnya. Jeda sendiri adalah cara melakukan pemberhentian sesaat dalam membaca puisi. Namun, apabila pemberian jeda dilakukan pada setiap baris puisi, tentu bisa mengakibatkan adanya efek terputus-putus. Hal ini bisa jadi mengganggu pendengar ketika hendak memahami atau menikmati pembacaan puisi. Nah, cara yang bisa Kamu gunakan untuk mengakali masalah tersebut adalah dengan mengikuti tanda baca yang ada di dalam puisi. Misalnya saja, seperti pada saat Kamu menemui tanda koma ,, maka kamu dapat memberikan penjedaan secara singkat. Sementara, apabila Kamu menemui tanda titik ., Kamu bisa lebih lama dalam melakukan penjedaan. Contoh penggunaan jeda yang tepat bisa Kamu lihat dari penggalan puisi Sajak Matahari karya W. S. Rendra berikut ini. Matahari adalah cakra jingga yang dilepas tangan Sang Krishna. Ia menjadi rahmat dan kutukanmu, ya, umat manusia! c. Artikulasi Hal ketiga yang perlu diperhatikan dalam teknik vokal adalah artikulasi. Artikulasi dapat diartikan sebagai teknik untuk membuat suara menjadi lebih jelas pada saat mengucapkan setiap kata yang ada dalam sebuah puisi. Cara melatih artikulasi ini, Kamu bisa mulai mengucapkan secara jelas huruf-huruf vokal seperti /a/, /i/, /u/, /e/, /o/. Nah, teknik yang bisa Kamu lakukan agar suara bisa lebih jelas adalah dengan membuka dan membentuk mulut sesuai dalam huruf yang diucapkan. Misalnya, pada saat Kamu mengucapkan huruf /o/, maka mulut harus dibuka dan bibir dibentuk menyerupai lingkaran kecil. Kamu juga bisa mengucapkan huruf /a/ dengan memastikan mulut dan bibir membuka secara lebar. Kunci keberhasilan dalam melakukan artikulasi adalah dengan memperhatikan pengucapan di setiap huruf dalam puisi. d. Pernafasan Hal keempat yang perlu diperhatikan dalam teknik vokal adalah pernafasan. Kemampuan dalam mengatur nafas dengan baik menjadi penting untuk mencegah kehabisan nafas pada saat membaca puisi. Salah satu teknik pernafasan yang bisa Kamu gunakan adalah nafas perut. Penggunaan nafas perut dapat dilihat pada saat perut mengembang saat menarik nafas. 3. Performance atau Penampilan Teknik membaca puisi yang terakhir ini berkaitan langsung dengan penampilan atau apa yang bisa dilihat oleh penonton. Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam menyajikan penampilan yang baik, yakni ekspresi dan bahasa tubuh. Pertama, ekspresi atau mimik wajah dapat menggambarkan tentang emosi seseorang. Secara otomatis, apabila raut wajah yang Kamu tampilkan adalah senang, tentu akan berbeda dengan raut wajah pada saat marah atau sedih. Sementara itu, bahasa tubuh dapat diartikan sebagai gerakan tubuh dari seseorang ketika membaca puisi. Salah satu contoh yang paling mudah yaitu gerakan mengepalkan tangan ke atas dengan tegas. Gerakan ini bisa menggambarkan perasaan penuh semangat dalam sebuah puisi. Oleh karena itu, penggunaan ekspresi wajah dan bahasa tubuh sangat membantu membantu untuk menjadikan penampilan Kamu lebih maksimal. Selain menggunakan ekspresi dan bahasa tubuh. Kamu juga perlu memiliki rasa percaya diri yang tinggi tampil membacakan puisi di hadapan banyak orang. Rasa percaya diri yang baik pada akhirnya akan membuat Kamu tampil lebih tenang. Selain itu, Kamu juga akan lebih santai dalam membaca puisi yang memerlukan penghayatan secara penuh dari puisi. Tak lupa, seorang pembaca puisi harus berani menatap mata penonton, hal ini adalah salah satu cara ampuh untuk menularkan emosi dari puisi kepada penonton. C. Contoh Puisi Setelah Kamu mengetahui berbagai teknik membaca puisi, berikut ini adalah contoh puisi yang dapat Kamu gunakan selama proses belajar membaca puisi. Selamat Belajar. Sajak Matahari – W. S. Rendra Matahari bangkit dari sanubariku. Menyentuh permukaan samodra raya. Matahari keluar dari mulutku, menjadi pelangi di cakrawala. Wajahmu keluar dari jidatku, wahai kamu, wanita miskin! kakimu terbenam di dalam lumpur. Kamu harapkan beras seperempat gantang, dan di tengah sawah tuan tanah menanammu! Satu juta lelaki gundul keluar dari hutan belantara, tubuh mereka terbalut lumpur dan kepala mereka berkilatan memantulkan cahaya matahari. Mata mereka menyala tubuh mereka menjadi bara dan mereka membakar dunia. Matahari adalah cakra jingga yang dilepas tangan Sang Krishna. Ia menjadi rahmat dan kutukanmu, ya, umat manusia! Guru – Kahlil Gibran Barang siapa mau menjadi guru Biarlah dia memulai mengajar dirinya sendiri Sebelum mengajar orang lain Dan biarkan pula dia mengajar dengan teladan Sebelum mengajar dengan kata-kata Sebab, mereka yang mengajar dirinya sendiri Dengan membenarkan perbuatan-perbuatan sendiri Lebih berhak atas penghormatan dan kemuliaan Daripada mereka yang hanya mengajar orang lain Dan membenarkan perbuatan-perbuatan orang lain Bintang – Chairil Anwar Aku mencintai kelasmu Kamu membantuku tuk melihat Bahwa untuk hidup bahagia Belajar adalah kuncinya Kamu perhatian dan pandai Kamu memahami muridmu Kamu guru terbaik yang pernah ada Aku tahu itu dari awal kita bertemu Aku memperhatikan kata-katamu Kata-kata dari seorang guru sejati Kamu lebih dari teladan terbaik Sebagai guru, kamu adalah bintang Rekomendasi Buku & Atikel Terkait Teknik Membaca Puisi ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien

MeningkatkanKemampuan Menulis Puisi Melalui Pendekatan Sinektik Ada satu pendapat yang menyata- kan bahwa pangkal permasalahan dalam pembelajaran sastra, yaitu pelajaran sastra belum mandiri, belum memiliki otonomi untuk mengatur dirinya sendiri, dan masih menginduk pada mata pelajaran Bahasa In- donesia.

The purpose of this study is to describe the implementation of poetry reading literacy in elementary schools. The approach used is qualitative and quantitative. The subjects of this study were 22 Silaing Bawah Public Elementary School teachers and 22 Silaing Bawah Public Elementary School teachers. Based on the ability to read poetry obtained the average value of the results of the pre-test reading poetry evaluation of the teachers of SD Negeri 07 Silaing Bawah and SD Negeri 08 Silaing Bawah is and is in a pretty good qualification. Whereas the average results of the reading poetry reading the evaluation of the teachers of SD Negeri 07 Silaing Bawah and SD Negeri 08 Silaing Bawah after the training was and were in good qualifications. Thus it can be seen that the implementation of poetry reading literacy can improve the ability to read the poetry of the teachers of SD Negeri 07 Silaing Bawah and SD Negeri 08 Silaing Bawah. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR P-ISSN. 2622-5069, E-ISSN. 2579-3403 Volume 3, Nomor 1, Juli 2019 Available online at 65 This work is licensed under a Creative Commons Attribution International License. Literasi Membaca Puisi Guru SD Elfia Sukma1, Ritawaty Mahyuddin2, Zuryanty3, Ari Suriani4 1,2,3,4 Universitas Negeri Padang, Kota Padang, Indonesia E-mail elfiasukma105 Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan pelaksanaan literasi membaca puisi di sekolah dasar. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Subjek penelitian ini adalah guru SD Negeri 07 Silaing Bawah dan SD Negeri 08 Silaing Bawah yang berjumlah 22 orang. Berdasarkan kemampuan membaca puisidiperoleh nilai rata-rata hasil penilaian pre-test membaca puisi guru-guru SD Negeri 07 Silaing Bawah dan SD Negeri 08 Silaing Bawah adalah dan berada pada kualifikasi cukup baik. Sedangkan rata-rata hasil penilaian membaca puisi guru-guru SD Negeri 07 Silaing Bawah dan SD Negeri 08 Silaing Bawah setelah pelatihan adalah dan berada pada kualifikasi baik. Dengan demikian terlihat bahwa pelaksanaan literasi membaca puisi dapat meningkatkan kemampuan membaca puisi guru-guru SD Negeri 07 Silaing Bawah dan SD Negeri 08 Silaing Bawah. Kata Kunci Literasi, Membaca, Puisi, SD READING POETRY LITERACY OF ELEMENTARY TEACHERS Abstract The purpose of this study is to describe the implementation of poetry reading literacy in elementary schools. The approach used is qualitative and quantitative. The subjects of this study were 22 Silaing Bawah Public Elementary School teachers and 22 Silaing Bawah Public Elementary School teachers. Based on the ability to read poetry obtained the average value of the results of the pre-test reading poetry evaluation of the teachers of SD Negeri 07 Silaing Bawah and SD Negeri 08 Silaing Bawah is and is in a pretty good qualification. Whereas the average results of the reading poetry reading the evaluation of the teachers of SD Negeri 07 Silaing Bawah and SD Negeri 08 Silaing Bawah after the training was and were in good qualifications. Thus it can be seen that the implementation of poetry reading literacy can improve the ability to read the poetry of the teachers of SD Negeri 07 Silaing Bawah and SD Negeri 08 Silaing Bawah. Keywords Literacy; Reading; Poetry; Elementary School JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR P-ISSN. 2622-5069, E-ISSN. 2579-3403 Volume 3, Nomor 1, Juli 2019 Available online at 66 This work is licensed under a Creative Commons Attribution International License. PENDAHULUAN Literasi dapat dipahami sebagai melek huruf, kemelekhurufan, mengenal tulisan, serta dapat membaca dan menulis. Literasi adalah kemampuan berbahasa seseorang menyimak, berbicara, membaca, dan menulis untuk berkomunikasi dengan cara yang berbeda sesuai dengan tujuannya. Sulzby 1986 mengartikan literasi secara sempit, yaitu literasi sebagai kemampuan membaca dan menulis. Hal ini sejalan dengan pendapat Grabe & Kaplan 1992 dan Graff 2006 yang mengartikan literacy sebagai kemampuan untuk membaca dan menulis able to read and write. Secara umum UNESCO mendefenisikan literasi secara sederhana, yaitu kemampuan sesorang dalam menulis dan membaca. Berdasarkan penggunaannya, literasi adalah bentuk integrasi dari kemampuan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Sebagai sebuah kesatuan komunikasi, literasi dapat dianalogikan sebuah mata rantai antar keterampilan berbahasa yang tidak dapat dipisahkan Baynham, 1995. Begitu juga dengan literasi sastra, seperti literasi membaca puisi. Literasi membaca puisi dapat dimaknai sebagai kemampuan membaca di bidang sastra, khususnya puisi. Membaca puisi pada hakikatnya merupakan sebuah keterampilan membaca dengan objek karya sastra yaitu puisi. Literasi sangat penting bagi siswa karena keterampilan dalam literasi berpengaruh terhadap keberhasilan belajar mereka dan kehidupannya. Keterampilan literasi yang baik akan membantu siswa dalam memahami teks lisan, tulisan, maupun gambar/visual. Keterampilan literasi perlu dimiliki oleh setiap individu sebagai syarat untuk berpartisipasi dalam masyarakat, dan hal ini merupakan bagian dari hak dasar manusia menyangkut pembelajaran sepanjang hayat. Salah satu literasi yang perlu dikuasai adalah literasi baca-tulis. Dengan memiliki kemampuan baca-tulis, seseorang dapat meningkatkan kualitas hidupnya menjadi lebih baik. Terlebih lagi di era yang semakin modern yang ditandai dengan persaingan yang ketat dan pergerakan yang cepat. Kompetensi individu sangat diperlukan agar dapat bertahan hidup dengan baik. Salah satu lingkup literasi baca tulis adalah literasi membaca, khususnya literasi membaca puisi. Membaca merupakan kunci untuk mempelajari segala ilmu pengetahuan, termasuk informasi dan petunjuk sehari-hari yang berdampak besar bagi kehidupan. Membaca dapat memperluas pandangan dan membuka lebih banyak pilihan baik dalam hidup. Membaca memiliki tahapan. Tahapan membaca bagi seorang siswa sangat penting karena akan berpengaruh terhadap sikap membaca dan pandangannya terhadap bahan bacaan. Survei yang dilakukan oleh International Education Achievement IEA pada awal tahun 2000 menunjukkan bahwa kualitas membaca anak-anak Indonesia menduduki urutan ke-29 dari 31 negara yang diteliti di Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika. Hal ini tentunya sangat menyedihkan karena membaca adalah hal penting yang harus JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR P-ISSN. 2622-5069, E-ISSN. 2579-3403 Volume 3, Nomor 1, Juli 2019 Available online at 67 This work is licensed under a Creative Commons Attribution International License. diminati siswa untuk mendukung proses belajarnya. Apabila seorang siswa dipaksa untuk belajar membaca dan ia belum memperoleh dasar keterampilan tersebut, maka dapat menyebabkan frustasi dan kehilangan rasa percaya dirinya dalam membaca. Oleh karena itu, guru harus memahami urutan yang tepat dalam keterampilan membaca sehingga siswa tidak akan merasa kesulitan dalam belajar membaca. Pembelajaran membaca, khususnya membaca puisi dapat memotivasi siswa dalam berkarya, berimajinasi, dan berfantasi tidak sekedar mengikuti guru tetapi menciptakan sendiri karya sastra. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran membaca puisi, yaitu guru, siswa, dan puisi. Minat siswa dalam membaca puisi ditentukan oleh pengetahuan dan keterampilan guru dalam menyajikannya di sekolah. Oleh karena itu, guru harus memiliki pengetahuan dalam membaca puisi. Pembelajaran puisi adalah suatu proses pemberian materi dalam bentuk sebuah rangkaian tulisan yang memiliki makna konotatif, berbentuk simbol-simbol kata, serta diakhiri dengan cara-cara mengapresiasi dan pengekspresian puisi dengan baik. Di samping itu, tujuan pengajaran puisi adalah agar siswa dapat membacakan puisi dengan penuh ekspresif, imajinatif, dan memberikan daya tarik yang kuat bagi penonton sehingga puisi tidak lagi dibacakan dengan cara monoton. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rohana 2014 permasalahan dalam membaca puisi adalah guru masih menggunakan pengajaran yang kurang inovatif dan kreatif. Pengajaran yang kurang inovatif terlihat ketika guru menyampaikan materi membaca puisi masih kurang dalam mempraktikan dari segi artikulasi, vokal, irama, mimik, dan kinestik. Kemudian, pengajaran membaca puisi kurang kreatif. Hal ini terlihat ketika guru tidak mampu membangkitkan semangat siswa untuk memberikan penjiwaan terhadap karya sastra puisi yang dibacanya. Pengajaran sastra yang kurang inovatif dan kreatif, tampaknya perlu dipertimbangkan untuk diarahkan pada pembimbingan apresiasi sastra melalui pembacaan puisi. Dalam pembimbingan apresiasi membaca puisi inilah siswa dapat dilatih untuk peka terhadap nilai-nilai keindahan yang terkandung dalam puisi. Penelitian lain seperti yang dilakukan oleh Marlinton 2014 menunjukkan bahwa guru kesulitan dalam mengajarkan membaca pusi diantaranya keberadaan pembelajaran puisi di sekolah harus diakui masih minim dan kurang menyenangkan bagi siswa. Kemampuan siswa dalam membaca puisi masih terasa dangkal dan kurangnya penjiwaan. Di sisi lain lemahnya pembelajaran puisi, karena peran guru yang kurang maksimal dalam mendemonstrasikan membaca puisi yang benar. Selain itu, guru yang kurang pandai dalam mendemonstrasikan pembacaan puisi yang menarik. JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR P-ISSN. 2622-5069, E-ISSN. 2579-3403 Volume 3, Nomor 1, Juli 2019 Available online at 68 This work is licensed under a Creative Commons Attribution International License. Permasalahan-permasalahan tersebut sesuai dengan permasalahan yang dialami oleh guru-guru SD Kecamatan Padang Panjang Barat, Kota Padang Panjang. Guru belum terampil dalam mengajarkan membaca puisi kepada siswa. Terlebih lagi membaca puisi merupakan salah satu bidang yang rutin dilombakan dalam ajang O2SN setiap tahunnya. Akibatnya, guru kesulitan membimbing siswa dalam membaca puisi dan belum ada siswa SD Kecamatan Padang Panjang Barat Kota Padang Panjang yang berhasilkan memenangkan lomba O2SN tersebut. Oleh karena itu, guru diharapkan mampu membawa siswanya untuk asyik membaca karya sastra dan tertarik untuk mendiskusikan bersama dengan teman-temannya. Dengan membaca sastra siswa berkesempatan untuk berkenalan langsung dengan karya sastra dan mengapresiasinya. Menurut Aminuddin 200452, idealnya pembelajaran sastra itu dapat memanfaatkan teks sastra sejalan dengan kekayaan isinya karena pembelajaran sastra bukan berorientasi pada hasil semata-mata. Lebih penting dari itu, dalam pembelajaran sastra guru juga melakukan pembinaan kegiatan membaca dan pembinaan apresiasi sastra, khususnya dalam membaca puisi. METODE PENELITIAN Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Subjek penelitian ini adalah guru SD Negeri 07 Silaing Bawah dan SD Negeri 08 Silaing Bawah yang berjumlah 22 orang. Pendekatan dan metode yang ditawarkan untuk memecahkan masalah adalah dengan melaksanakan pelatihan secara menyeluruh teori dan praktik sehingga pemahaman dalam penerapan literasi membaca puisi dapat ditingkatkan dan diaplikasikan setelah tujuan ini dapat tercapai secara maksimal, maka metode yang dapat dilakukan adalah berupa proses dengan tahap-tahap berikut 1 Penulisan jobsheet yang memuat a Pentingnya Literasi, b Yang harus diperhatikan dalam membaca puisi, dan 3 Pelatihan literasi membaca puisi; 2 Penyajian materi sesuai dengan isi jobsheet yang dilakukan dengan metode a Ceramah untuk pemahaman pengertian, konsep membaca puisi yang baik dan benar; dan b Praktik latihan dengan bimbingan dalam membaca puisi. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan penelitian ini adalah berupa pelaksanaan literasi membaca puisi bagi guru-guru SD Kecamatan Padang Panjang Barat Kota Padang Panjang. Kegiatan diawali dengan pengenalan dengan pihak sekolah SD Negeri 07 Silaing Bawah dan SD Negeri 08 Silaing Bawah. Tahapan selanjutnya adalah melakukan pertemuan dengan kepala sekolah SD Negeri 07 Silaing Bawah dan SD Negeri 08 Silaing Bawah untuk pemantapan jadwal pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat tentang pelatihan literasi membaca puisi bagi guru-guru SD. Peserta pelatihan literasi JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR P-ISSN. 2622-5069, E-ISSN. 2579-3403 Volume 3, Nomor 1, Juli 2019 Available online at 69 This work is licensed under a Creative Commons Attribution International License. membaca puisi adalah guru-guru di SD Negeri 07 Silaing Bawah dan SD Negeri 08 Silaing Bawah yang berjumlah 22 orang. Berdasarkan hasil pertemuan dengan kepala sekolah SD Negeri 07 Silaing Bawah dan SD Negeri 08 Silaing Bawah, diputuskan bahwa pelaksanaan kegiatan pelatihan literasi membaca puisi bagi guru-guru SD dilakukan tiga kali pertemuan, yaitu tanggal 14 September 2018, 25 Oktober 2018, dan 15 November 2018. Untuk mengukur kemampuan awal peserta dalam membaca puisi, maka dilakukan pre-test membaca puisi terlebih dahulu. Masing-masing peserta diminta untuk membaca puisi yang telah disediakan panitia. Berikut adalah hasil penilaian pre-test membaca puisi peserta sebelum pelatihan. Tabel 1. Hasil Penilaian Pre-Test Membaca Puisi Peserta Sebelum Pelatihan Keterangan P Penghayatan I Intonasi M Mimik Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dilihat bahwa rata-rata hasil penilaian pre-test membaca puisi guru-guru SD Negeri 07 Silaing Bawah dan SD Negeri 08 Silaing Bawah adalah dan berada pada kualifikasi cukup baik. Setelah dilaksanakan pre-test membaca puisi, kegiatan selanjutnya adalah menyajikan materi tentang pelatihan membaca puisi. Setelah semua materi disampaikan kepada peserta, maka dilakukan latihan membaca adalah hasil penilaian membaca puisi peserta setelah pelatihan. JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR P-ISSN. 2622-5069, E-ISSN. 2579-3403 Volume 3, Nomor 1, Juli 2019 Available online at 70 This work is licensed under a Creative Commons Attribution International License. Tabel 2. Hasil Penilaian Membaca Puisi Peserta Setelah Pelatihan Keterangan P Penghayatan I Intonasi M Mimik Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dilihat bahwa rata-rata hasil penilaian membaca puisi guru-guru SD Negeri 07 Silaing Bawah dan SD Negeri 08 Silaing Bawah setelah pelatihan adalah dan berada pada kualifikasi baik. Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Penilaian Membaca Puisi Peserta JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR P-ISSN. 2622-5069, E-ISSN. 2579-3403 Volume 3, Nomor 1, Juli 2019 Available online at 71 This work is licensed under a Creative Commons Attribution International License. Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa rata-rata hasil nilai pre-test peserta adalah dan rata-rata hasil nilai membaca puisi setalah pelatihan adalah Dengan demikian terlihat bahwa kemampuan membaca puisi guru-guru SD Negeri 07 Silaing Bawah dan SD Negeri 08 Silaing Bawah meningkat setelah dilaksanakan kegiatan pelatihan literasi membaca puisi. PEMBAHASAN Pelaksanaan kegiatan literasi membaca puisi mampu menggali potensi guru untuk menuangkan gagasannya dalam sebuah puisi. Melalui kegiatan literasi, guru tidak hanya mampu dan berani mengeksplorasi kemampuan mereka, tetapi guru juga dengan senang hati untuk melakukan kegiatan literasi membaca puisi Sari, 2016. Kesadaran literasi penting untuk ditumbuhkembangkan, karena dapat membuat siswa menjadi cerdas dalam melihat masalah dalam kehidupannya. Namun ketika perkembangan literasi tidak disokong oleh praktik dan lingkungan literasi yang ideal, maka guru akan mengalami dalam pelaksanaan kegiatan literasi, khususnya literasi membaca puisi. Dari segi praktik yang tidak sesuai dengan idealnya, seperti hasil belajar yang terfokus pada aspek keterampilan berbahasa belum berjalan semestinya, akan menimbulkan kesulitan pada siswa dalam pemerolehan literasi atau meningkatkan kemampuan literasinya. Oleh karena itu penting bagi guru untuk memahami pelaksanaan kegiatan literasi tersebut.. Menurut Metiri 2003guru harus peka terhadap tujuh tanda literasi yang mulai muncul pada siswa, yaitu1 siswa melakukan aktivitas membaca buku, puisi, ataupun bernyanyi, 2 siswa menulis dan dapat membaca tulisannya walaupun tidak ada yang bisa membaca tulisannya, 3 siswa dapat menunjukkan apa yang ingin dibaca, 4 siswa telah mengenal kata dan huruf, 5 siswa mengenal beberapa kata konkret, nama mereka, nama teman, dan kata-kata yang disukai lainnya, 6 siswa mengenali intonasi kata, dan 7 siswa dapat menyebutkan huruf-huruf dan dapat menyebutkan kata yang dimulai dengan bunyi inisial. Ketika tujuh tanda literasi tersebut sudah dikenali dengan baik, maka guru dapat memaksimalkan usahanya dalam rangka menggiring siswa untuk memperoleh kemampuan literasinya. SIMPULAN Literasi dapat dipahami sebagai melek huruf, kemelekhurufan, mengenal tulisan, serta dapat membaca dan menulis. Literasi adalah kemampuan berbahasa seseorang JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR P-ISSN. 2622-5069, E-ISSN. 2579-3403 Volume 3, Nomor 1, Juli 2019 Available online at 72 This work is licensed under a Creative Commons Attribution International License. menyimak, berbicara, membaca, dan menulis untuk berkomunikasi dengan cara yang berbeda sesuai dengan tujuannya. Permasalahan dalam membaca puisi adalah guru masih menggunakan pengajaran yang kurang inovatif dan kreatif. Pengajaran yang kurang inovatif terlihat ketika guru menyampaikan materi membaca puisi masih kurang dalam mempraktikan dari segi artikulasi, vokal, irama, mimik, dan kinestik. Kemudian, pengajaran membaca puisi kurang kreatif. Hal ini terlihat ketika guru tidak mampu membangkitkan semangat siswa untuk memberikan penjiwaan terhadap karya sastra puisi yang dibacanya. Pengajaran sastra yang kurang inovatif dan kreatif, tampaknya perlu dipertimbangkan untuk diarahkan pada pembimbingan apresiasi sastra melalui pembacaan puisi. Dalam pembimbingan apresiasi membaca puisi inilah siswa dapat dilatih untuk peka terhadap nilai-nilai keindahan yang terkandung dalam puisi. Solusi yang ditawarkan adalah diadakannya kegiatan pelatihan literasi membaca puisi bagi guru-guru SD kecamatan Padang Panjang Barat kota Padang Panjang. Pelaksanaan kegiatan pelatihan literasi membaca puisi dilakukan tiga kali petemuan, yaitu tanggal 14 September 2018, 25 Oktober 2018, dan 15 November 2018. Kegiatan dilakanakan di SD Negeri 07 Silaing Bawah Kecamatan Padang Panjang Barat Kota Padang Panjang. Untuk mengukur kemampuan awal peserta dalam membaca puisi, maka dilakukan pre-test membaca puisi terlebih dahulu. Masing-masing peserta diminta untuk membaca puisi yang telah disediakan panitia. Rata-rata hasil penilaian pre-test membaca puisi guru-guru SD Negeri 07 Silaing Bawah dan SD Negeri 08 Silaing Bawah adalah dan berada pada kualifikasi cukup baik. Sedangkan rata-rata hasil penilaian membaca puisi guru-guru SD Negeri 07 Silaing Bawah dan SD Negeri 08 Silaing Bawah setelah pelatihan adalah dan berada pada kualifikasi baik. Dengan demikian terlihat bahwa kemampuan membaca puisi guru-guru SD Negeri 07 Silaing Bawah dan SD Negeri 08 Silaing Bawah meningkat setelah dilaksanakan kegiatan pelatihan literasi membaca puisi. DAFTAR RUJUKAN Aminuddin. 2004. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung Sinar Baru Aglesindo. Baynham, Mike. 1995. Literacy Practices Investigation Literacyin Social Context. United Kingdom Longman Group Limited. Grabe, W. & Kaplan R. Eds. 1992. Introduction to Applied Linguistics. New York AddisonWesley Publishing Company. JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR P-ISSN. 2622-5069, E-ISSN. 2579-3403 Volume 3, Nomor 1, Juli 2019 Available online at 73 This work is licensed under a Creative Commons Attribution International License. Graff, Harvey J. 2006 Literacy. Microsoft Encarta [DVD]. Redmond, WA MicrosoftCorporation. Marlinton, dkk. 2014. Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi Menggunakan Strategi Pemodelandi Kelas II SDN 56Sidik Diakses 4 Februari 2018 Metiri Group. 2003. Engauge 21stCentury Skills Literacy in the Digital and Metiri Group Illinois and California. Rohana. 2014. Implementasi Pembelajaran Apresiatif Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Puisi Siswa Kelas VII B1 SMP Negeri 6 Singaraja. e-Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha. Volume Vol 2 No 1. Ryan, Lylod R. 1993. UsingPictures in Teaching Art and Other Stuff. Diunduh dari pada bulan Mei 2016. Sari, E. S. 2016. Mengoptimalkan Kembali Literasi Sastra di Perguruan Tinggi Perlukah. Yogyakarta KNBS III. Supriyadi, dkk. 1994. Pendidikan Bahasa Indonesia 2. Jakarta Depdikbud. Zuchdi, Darmiyati dan Budiasih. 1996. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah. Jakarta Depdikbud. PROFIL SINGKAT Elfia Sukma adalah dosen PGSD FIP UNP pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia. Lahir di Bukittinggi, 22 Mei 1963. Menempuh S1 di IKIP Padang jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia tamat pada tahun 1986 dan melanjutkan S2 di Universitas Negeri Malang jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia dan tamat pada tahun 2006. ... Especially in an increasingly modern era marked by intense competition and fast movement. Individual competence is needed to survive well Suciawati, 2018;Sukma et al., 2019. Based on this information, improving the reading literacy of Indonesian students is needed the effort to achieve this goal. ...Fitri Andriani SetyowatiKristianiTri MurwaningsihThe low reading literacy of Indonesian students is still a problem in the world of education in Indonesia. Testing the feasibility of reading literacy instruments and testing the effectiveness of visual picture economics textbook based on problem-based learning in improving reading literacy skills are the objectives of this study. This type of study is quasi-experimental, with a sample of 62 students divided into classes XI IPS1 and XI IPS2. The samples in this study used the cluster random sampling method. The data taken from this study used various techniques including 1 interviews, 2 observations, 3 questionnaires, and 4 questions. Data analysis uses several techniques including 1 quantitative descriptive analysis, 2 Inferential statistical analysis was preceded by a prerequisite test consisting of a normality test and a homogeneity test followed by a t-test, and 3 hypothesis testing. The results showed that the reading literacy instrument was declared feasible and valid, and the research data were normally distributed and homogeneous. In addition, based on the t-test, the results showed that H0 was rejected and H1 was accepted, which means that there is a difference in the level of students' reading literacy skills between using visual picture economics textbook based on problem-based learning and conventional economics textbooks. In the experimental class, the average reading literacy level was and in the control class. Based on these results, the use of an economic textbook with visual images based on problem-based learning is more effective in improving reading literacy compared to using conventional economics textbooks. This research implies increasing reading literacy skills by utilizing visual picture economics textbook based on problem-based learning. Wayan - ArtikaPenelitian ini bertujuan untuk mengkaji keberadaan komunitas sastra Indonesia di media sosial, serta kaitannya dengan kegiatan literasi di sekolah. Adapun pendekatan penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah komunitas sastra digital di internet dalam platform media sosial. Data dikumpulkan dengan metode perambahan digital. Untuk mengumpulkan data, maka digunakan teknik baca dan kutip yang selanjutnya dianalisis secara deskriptif kualitatif melalui tahap deskripsi, komparasi, identifikasi, klasifikasi, dan reduksi. Simpulan penelitian diambil secara deduktif. Berdasarkan analisi data, komunitas sastra di media sosial lahir karena kemajuan teknologi internet. Komunitas sastra media sosial tidak dipengaruhi oleh faktor geografi, yang mana merupakan salah satu ciri komunitas sastra sepanjang periode sejarah ketika internet belum ada. Contoh komunitas sastra media sosial yang terkenal adakan Fiksimini, Cerfet, dan KOPI. Komunitas sastra yang bersifat virtual memiliki persoalan kesolidan antaranggota yang kurang. Berdasarkan eksistensi dan jenis karyanya, keberadaan komunitas sastra di media sosial dapat membantu kegiatan literasi di sekolah, khususnya dalam fungsi sebagai sumber bacaan. Kata Kunci Komunitas Sastra, Literasi, Media Sosial, SekolahElfia SukmaT IndrawatiAri SurianiThe purpose of sending it to the community is to train teachers in using early grade literacy media in elementary schools. The method used in the form of training to teachers in using media literacy. Participants in the service are 18 Air Tawar Selatan elementary school teachers and 25 Air Tawar Selatan public elementary schools, 22 Koto Tangah District Padang City. Based on the training results it can be seen that the average score of the pre-test participants was and the average value of reading poetry after the training was Thus it can be seen that the ability of 18 Air Tawar Selatan public elementary school teachers and 25 Air Tawar Selatan public elementary school Koto Tangah District, Padang City have improved after the training in the use of early grade literacy Kemampuan Membaca Puisi Menggunakan Strategi Pemodelandi Kelas II SDN 56SidikDkk MarlintonMarlinton, dkk. 2014. Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi Menggunakan Strategi Pemodelandi Kelas II SDN a/publications/215405-peningk Diakses 4 Februari 2018Engauge 21 st Century Skills Literacy in the Digital AgeMetiri GroupMetiri Group. 2003. Engauge 21 st Century Skills Literacy in the Digital and Metiri Group Illinois and Pembelajaran Apresiatif Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Puisi Siswa Kelas VII B1 SMP Negeri 6 Singaraja. e-Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra IndonesiaRohanaRohana. 2014. Implementasi Pembelajaran Apresiatif Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Puisi Siswa Kelas VII B1 SMP Negeri 6 Singaraja. e-Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha. Volume Vol 2 No in Teaching Art and Other StuffLylod R RyanRyan, Lylod R. 1993. UsingPictures in Teaching Art and Other Stuff. Diunduh dari h/vol2/ pada bulan Mei Bahasa Indonesia 2. Jakarta DepdikbudDkk SupriyadiSupriyadi, dkk. 1994. Pendidikan Bahasa Indonesia 2. Jakarta Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas RendahDarmiyati ZuchdiDan BudiasihZuchdi, Darmiyati dan Budiasih. 1996. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah. Jakarta Depdikbud.

PENGARUHKETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF DAN MINAT MEMBACA TERHADAP NILAI APRESIASI PUISI[1] (Tesis Mini) BAB I PENDAHULUAN. Alzena Khairana. Download Download PDF. Full PDF Package Download Full PDF Package. This Paper. A short summary of this paper. 35 Full PDFs related to this paper. Read Paper.
Konferensi Berbagi Pengalaman Falun Dafa kedua di Little Lotus Academy di New York berlangsung pada 26 Mei 2023. Kepala sekolah, guru, dan 24 siswa semua berbagi pengalaman mereka berlatih Falun Dafa dan mengikuti prinsip-prinsip Falun Dafa Sejati-Baik-Sabar dalam kehidupan sehari-hari Berbagi Pengalaman Falun Dafa kedua di Little Lotus Academy pada 26 Mei usia mereka masih muda, anak-anak dapat mencari ke dalam dan terus-menerus mengenali bagian yang dapat mereka tingkatkan. Termasuk sifat iri hati, mentalitas bersaing, dan lain-lain. Para orang tua terkesan bahwa sekolah memberikan kesempatan seperti itu kepada anak-anak muda ini untuk meningkat dengan sehat dan Lotus Academy terletak di Middletown, New York, adalah sekolah dasar yang menawarkan pengajaran komprehensif berdasarkan nilai-nilai tradisional, terutama Falun Dafa dan prinsip TradisionalXiong, kepala sekolah, mengatakan bahwa pendidikan memainkan peran penting dalam masyarakat yang mengalami kemerosotan moral. Dia mengatakan senang bekerja dengan guru dan orang tua untuk memperbaiki situasi melalui ajaran Falun Dafa dan menciptakan jalan bagi generasi dan cita-cita Falun Dafa diintegrasikan ke dalam jadwal sekolah. Kelas pertama setiap hari adalah membaca ajaran Falun Dafa selama satu jam. Tema setiap bulan terkait dengan kebajikan. Misalnya, tema bulan Mei adalah “Falun Dafa baik.” Selain berpartisipasi dalam berbagai kegiatan Dafa, guru juga mengundang praktisi untuk berbicara tentang topik tertentu, mengulas bagaimana Guru Li pencipta Falun Dafa memperkenalkan latihan ini kepada masyarakat, menceritakan kisah tentang tekad dan keberanian praktisi dalam penganiayaan di Tiongkok, dan mendorong anak-anak untuk menghargai kali saat belajar bersama di pagi hari, para siswa membaca puisi Hong Yin VI. Suara seorang gadis sangat lembut dan dia tidak bisa fokus. Ketika guru memintanya untuk membaca lebih keras, gadis itu menjawab, “Tidak, saya tidak bisa. Saya lelah dan ingin pulang.” Beberapa siswa menjelaskan kepadanya, “Anda harus belajar ajaran Dafa dengan baik untuk kembali ke rumah yang sebenarnya, maksud kami, rumah surgawimu yang sebenarnya dari mana kamu berasal.”Gadis itu segera mengerti. Dia berhenti mengeluh dan bisa fokus NyataWang, salah seorang guru, bertanggung jawab memimpin kelas senior dalam kelompok belajar sambil mengajar bahasa Mandarin untuk siswa kelas empat dan lima. Ketika beberapa siswa terganggu selama belajar bersama, dia duduk di sebelah mereka dan membaca bersama mereka. Setiap hari, seorang murid merenungkan keadaan dirinya dalam mempelajari ajaran Dafa untuk meningkatkan awalnya, Wang menemukan banyak murid yang tidak tahu bagaimana berkultivasi. Artinya, mereka tidak mencari ke dalam atau merenungkan bagaimana mereka bisa berbuat lebih baik. Hasilnya, dia mulai rutin melafalkan puisi “Berkultivasi Nyata” dalam Hong Yin di awal belajar bersama setiap Jumat, ada diskusi kelompok di mana siswa bertukar pikiran atau berbagi pemahaman tentang cerita kultivasi di Minghui dari praktisi muda. Ketika muncul masalah atau sesuatu yang berhubungan dengan lingkungan kultivasi, kelas mendiskusikannya dan semua orang membicarakan pemahamannya. Wang juga secara terbuka membagikan pemahamannya sendiri sehingga setiap orang dapat meningkat anak-anak membuka hati mereka. Beberapa siswa yang sebelumnya tidak mendengarkan orang lain sekarang dengan senang hati menerima umpan balik dan berkata, “Terima kasih.” Mereka juga mencari ke dalam dan membantu mereka yang tertinggal. Wang menjelaskan, “Dari sini saya juga belajar bahwa berkultivasi Falun Dafa berarti kita harus memperhatikan orang lain dengan belas kasih dan tanpa pamrih. Lagipula, seperti yang kita ketahui dari ajaran Falun Dafa, para siswa semuanya adalah praktisi muda, dan adalah misi kita untuk menjaga mereka dengan baik.”Tiga CeritaMulai dari kelas dua dan lima, dua puluh empat siswa itu bercerita tentang cerita mereka masing-masing. Lunar berusia 10 tahun dan datang ke Amerika Serikat tujuh tahun lalu. Dia berbagi tiga cerita yang terjadi dalam tujuh tahun setelah dia mulai berlatih Dafa. Saat berusia tiga tahun, Lunar mengidap penyakit mata yang disebut konjungtivitis alergi. Meskipun orang tuanya membawanya untuk menerima segala macam perawatan medis di Tiongkok, tidak satupun dari mereka berhasil. Setelah dia mulai membaca ajaran Falun Dafa di Amerika Serikat, matanya membaik dalam dua minggu, dan kemudian sembuh total. Lunar sangat berterima kasih kepada Guru Li. Setelah menyaksikan ini, neneknya berkata bahwa Falun Dafa baik dan mulai kali ketika dia melakukan perangkat latihan kedua ketika berusia tujuh tahun, Lunar berkata, "Falun Dafa baik" dan "Sejati-Baik-Sabar baik." Dia merasa seolah-olah seseorang sedang membantunya mengangkat lengannya, dan dia tidak lagi merasa lelah ketika melakukan latihan. Setelah menyelesaikan latihan, dia melihat Falun emas besar berputar, dan itu sangat mengesankan. Dia berkata bahwa baru-baru ini dia mengendur dalam melakukan latihan dan memutuskan untuk melakukannya dengan lebih kelas menari semester ini, Lunar dan gadis lain mengalami konflik. Keduanya bersamaan berkata, "Saya tidak menyukaimu." Mempertimbangkan kata-kata Guru tentang Sejati-Baik-Sabar, Lunar tahu dia melakukannya dengan buruk dan menyesalinya. Seusai kelas, dia langsung meminta maaf kepada gadis lain, dan setelah itu keduanya menjadi teman KeterikatanJason, juga berusia sepuluh tahun, selalu mengingat kata-kata Guru, "Anda yang berlatih Gong dipukul bahkan tidak melawan, dicaci tidak membalas." Ceramah 9, Zhuan Falun Akibatnya, dia tidak pernah bertengkar atau berdebat dengan anak lain. Ketika dia masih sangat muda, dia tidak suka berpartisipasi dalam pawai karena dia akan menjadi sangat lelah sehingga dia merasa kakinya akan patah. Dengan mencari ke dalam, Jason menyadari bahwa dia malas dan memiliki keterikatan pada kenyamanan. Kali berikutnya dia mengikuti pawai, dia tidak merasa lelah meski lebih lama. Dia berharap mereka yang mendengar ceritanya dapat belajar dari pengalamannya dan melepaskan keterikatan dipindahkan ke Little Lotus Academy tahun lalu pada usia sembilan tahun. Pada awalnya, dia akan marah dan membantah ketika seseorang menunjukkan kesalahannya. Dia kemudian mencari ke dalam dan mampu menghilangkan sifat iri hati dan mentalitas pamer. Ketika gadis lain menunjukkan kepada Alice di mana dia tidak melakukannya dengan baik, Alice mengenang, "Saya tidak bahagia dan memikirkan sesuatu yang negatif tentang dia. Segera saya merasa sesuatu yang hangat telah diambil dari saya, dan saya menyesalinya. Sebenarnya, dia memberi saya De kebajikan dan membantu saya mengenali keterikatan ini – tidak mampu menerima kritik. Saya benar-benar perlu melakukan yang lebih baik.”Siswa dari tingkat kelas yang lebih rendah juga berbicara tentang cerita mereka. Tavia duduk di kelas tiga. Suatu hari saat dia duduk di luar, dia melihat dua burung kolibri datang ke tempat makan burung. Kemudian dua lagi datang dan keempatnya mulai bertarung. Dia berkata, “Saya bertanya-tanya mengapa saya melihat adegan ini. Bisa jadi Guru Li menggunakan ini untuk mengingatkan saya bagaimana manusia biasa bertengkar satu sama lain demi keuntungan pribadi. Sejak saat itu, saya selalu berusaha mempertahankan pikiran yang murni dan tenang saat melakukan latihan dan memancarkan pikiran lurus. Saya sangat senang."Tianqi duduk di kelas dua. Dia bangun jam 5 pagi dan tidak bisa tidur lagi. Ketika ibunya memintanya untuk bermeditasi, dia tidak senang tetapi tetap melakukannya. Saat bermeditasi, dia melihat Falun roda hukum dengan berbagai ukuran. Tianqi sangat bersemangat dan mengatakan dia juga bisa tidur nyenyak setelah melakukan sekolah itu diluncurkan dua tahun lalu, konferensi berbagi pengalaman diadakan setiap tahun. Xiong menambahkan, “Saya berterima kasih kepada Guru Li atas kesempatan ini bagi kita semua untuk belajar bersama, mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan, dan berbuat lebih baik sesuai dengan nilai-nilai tradisional.” Seluruh artikel, grafik, dan konten yang dipublikasikan dilindungi oleh Hak Cipta. Minghui secara berkala akan menerbitkan kumpulan konten daringnya.
. 200 57 460 469 215 79 207 236

membaca puisi termasuk kegiatan membaca